بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Search

Kamis, 15 Desember 2016

Sejarah Berdiriya Dewan Ulama Thariqah Indonesia




 
DEWAN ULAMA THARIQAH INDONESIA

Organisasi Dewan Ulama Thariqah ini didirikan sejak tahun 2003 di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Indonesia. Organisasi Dewan Ulama Thariqah ini dibentuk dan didirikan oleh Tuangku Syaikh Maulana Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani, Prof.DR.H. Muhammad Bambang Pranowo, MA, Prof. (Riset) DR.  Ahmad Rahhman, MA  bersama para Ulama Thariqah lainnya, Selanjutnya dikukuhkan kembali pada tanggal 16 Januari 2016, di Pondok Pesantren Thasawuf Rabbani, kasiak Koto Sani, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Indonsesia.
Organisasi Dewan Ulama Thariqah ini berpusat di Jakarta, Indonesia tepatnya  :  Jl. Pahlawan Seribu CBD BSD Lot 113 BSD Tangerang Selatan 15321,Phone : 081266241111, 081374821728, email : dewanulamathariqahindonesia@ gmail.com. Organisasi Dewan Ulama Thariqah ini berazaskan Islam dengan berpaham I’tiqaad Ahlussunnah Wal – Jama’ah juga sebagai wadah silaturrahmi dalam membangun persatuan/ukhuwah Islamiyah antar Thariqah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Krisis spiritual yang melanda umat Islam dewasa ini akibat globalisasi semakin menjauhkan penganutnya dari tujuan dari Islam itu sendiri, yaitu Islam yang ramah dan penuh rahmat bagi sekalian alam. Di satu sisi, umat Islam semakin jauh dari agamanya sehingga terbawa arus kepada kehidupan hedonis duniawi dan seakan tak memiliki tujuan. Namun, di sisi yang lain, sebagai respon atas fenomena itu maka muncul gerakan yang ingin mengubah keadaan agar kembali sebagaimana ajaran Islam awal seperti yang dibawa oleh Rasulullah Saw tetapi tidak disertai dengan pemahaman agama yang memadai. Akibatnya, muncullah gerakan radikal yang dengan mudah ditumpangi oleh musuh-musuh Islam dengan menggunakan cara-cara kekerasan untuk memaksakan kehendaknya. Umat Islam diadu-domba sehingga semakin lemah dan mudah untuk dikuasai.
Fenomena semakin rapuhnya pondasi keberagamaan umat Islam tidak hanya terkait dengan mazhab-mazhab fikhiyah tetapi juga merasuk ke dalam dunia tarekat yang notabene sebagai jalan spiritualnya. Di satu sisi, tarekat dibid'ahkan bahkan dianggap sesat oleh gerakan radikal wahabi salafi  dan pada saat bersamaan para penganut dan pengamal tarekat dengan ego masing-masing tidak mau menyatu dengan tarekat yang lain. Maka, ketika ada tarekat yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya, serta merta masyarakat dan pemerintah menfonisnya tarekatnya sebagai pembawa ajaran sesat dan harus ditutup. 
Keadaan di atas ternyata telah lama membuat gusar para Mursyid (Pimpinan) tarekat, terutama di Sumatera Barat. Maka dalam beberapa waktu terakhir mereka melakukan komunikasi satu sama lain sehingga disepakatilah untuk diadakan pertemuan para mursyid, khalifah dan jamaah tarekat se Sumatera Barat. Mereka sepakat untuk menjadikan di Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani, Koto Sani Kec. X Koto Singkarak, Kab. Solok, Sumatera Barat. Pesantren ini sebagai satu-satunya pesantren tasawuf di Sumatera Barat dan merupakan pusat tarekat yang memiliki surau yang terbesar dengan ribuan muridnya dan tersebar di Indonesia yang dipimpin oleh Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani.
Dewan Ulama Thariqah ini bertujuan :

  1. Membangun silaturrahmi dan persatuan/ukhuwah Islamiyah antara Ulama dan para pengamal Thariqah.
  2. Ikut serta berkontribusi dalam meluruskan ajaran-ajaran Thariqah yang menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah.
  3. Ikut serta membentengi umat dari ajaran–ajaran sesat dan radikal.
  4. Menjadi wadah mudzakarah Ulama Thariqah dalam rangka menyikapi kondisi umat dan membangun silaturrahmi.
  5. Menyuarakan sikap Ulama dan pengamal Thariqah dalam beramal ma’ruf  nahi mungkar.   


Untuk mencapai tujuan organisasi, maka dilakukan usaha-usaha/ program sebagai :

  1. Mendorong bangkitnya kembali majelis-majelis Thariqah di Indonesia khususnya, dunia Islam secara umumnya.
  2. Mendorong dan membina pembangunan pesantren/sekolah/surau Thasawuf/ Thariqah dalam membangun umat dan mempersiapkan kader-kader pengamal dan ulama thasawuf/thariqat.
  3. Melakukan silaturrahmi dengan majelis-majelis thariqah yang sudah ada.
  4. Melakukan Mudzakarah secara rutin  dan berkala dalam rangka berbagi informasi dan mencari solusi dari permasalahan umat Islam umumnya, dan lingkungan pengamal thariqah khususnya.
  5. Memfasilitasi majelis-majelis thariqah/thasawuf yang mendapat tekanan, fitnah dan upaya-upaya vonis penyesatan dari kelompok-kelompok tertentu yang nyata-nyata memusuhi thasawuf /thariqah, maupun musuh-musuh agama lainnya.
  6. Mengupayakan komunikasi dan saling mengingatkan dengan majelis-majelis thasawuf/thariqah yang melampaui batas-batas syariat, menyimpang dan meninggalkan syariat dalam pengamalan-pengamalan thariqah sehari-hari.
  7.  Menyatakan sikap dan ketegasan dalam menghadapi thariqah-thariqah yang menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah dan kelompok-kelompok yang anti, memusuhi dan berupaya menentang ajaran thariqah yang bersumber dari Al Qur’an dan hadist.
  8. Membuka pelatihan dan pendidikan  mubaligh dibidang ilmu tasawuf yang sesuai tuntunan Al quran dan Sunnah. 





















Selasa, 03 September 2013

Foto Pertemuan Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani Dengan Tokoh-Tokoh Agama Islam

Pertemuan Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani Dengan Syaikh Hisyam Qabbani
 
Pertemuan Khusus Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar  Rabbani Bersama Syaikh Hisyam Qabbani, Prof. Dr.H. M. Bambang Pranowo, MA, dan Bapak Hendro Martowardoyo

 
 Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar  Rabbani Bersama Syaikh Jibril Fu'ad Haddad 
(Lokasi Paninggahan/ Tepian Danau Singkarak)
  Foto Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani Bersama 
Syaikh Jibril Fu'ad Haddad 
Di Ruang Tamu pondok Pesantren Tasawuf Rabbani 

 Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar- Rabbani 
bersama 
KH. Ali Yafie dan Wakil Mentri Agama RI

 
 Tuangku Syaikh Muhamad Ali Hanafiah Ar Rabbani Bersama Kakanwil Kementrian Agama Sumatera Barat Saat Mendampingi Wakil Menteri Agama RI saat mengunjungi Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani 
di Solok Sumatera Barat

 Kunjungan Wakil Menteri Agama RI ke Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani
Beserta Kakanwil Kementrian Agama Sumatera Barat

Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

Bersama 
Prof. DR. Nasaruddin Umar, MA (Wakil Menteri Agama RI)

 
 Jakarta, di ruang Rektorat UIN Syarif Hidayatullah
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat berbai'at kepada 
Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

 Tausiyah, Dzikir, Dan Shalawat Akbar Di Mesjid Agung Al Muhsinin Kota Solok
Bersama 
Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani
 
 Kunjungan Opick Beserta Istri Ke Rumah
Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

Sabtu, 04 Mei 2013

Biografi Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani


SEKILAS TENTANG
Maulana Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar  Rabbani
(Tuangku Hanafiah Grand Mursyid Qodiriyah Hanafiah)






Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani adalah salah satu ulama nusantara yang kembali memurnikan dan mengangkat nilai-nilai Tauhid pada ajaran-ajaran Tasawuf di Indonesia. Tuangku Hanafiah berupaya untuk memperkenalkan kembali ajaran Tasawuf murni yang terlepas dari pengaruh klenik serta ajaran-ajaran yang menyimpang dari nilai ke Tuhanan. Beliau sangat menyadari betapa banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan daripada ajaran Tasawuf  dan banyak juga diantaranya yang bukan ajaran Tasawuf malah mengatas namakan dirinya kelompok Tasawuf

Khususnya di Indonesia keprihatinan Tuangku semakin mendalam melihat praktek-praktek Tasawuf  yang seharusnya lebih mendekatkan hamba kepada Allah SWT, malah hanyut dengan ritual-ritual yang bukan lahir dari ajaran Tasawuf, semakin membuat hamba jauh dari nilai-nilai keTuhanan sendiri, bagi Tuangku Hanafiah, Tasawuf  merupakan “ruh” Islam yang semestinya dipelihara kemurniannya, bahkan dengan “ruh” inilah Islam menjadi Rahmat bagi seluruh alam.

Tuangku Hanafiah telah dikenal sebagai Grand Mursyid Thariqah Qodiriyah Hanafiah yang lahir dari pasangan   Sudirman Anwar dan Lisda Ghalib yang berasal dari Padang Sumatera Barat ,kakek dari garis ayah beliau bernama Anwar Ibrahim memiliki dua istriSiti Sarah Dan Siti Hajjar. Dari pada Siti Hajjar lahir ayah kandung Tuangku Hanafiah.

Semenjak umur 12 tahun, Tuangku Hanafiah dan adik-adiknya telah kehilangan ayahnya yang meninggal dunia pada usia 40 tahun. Tuangku Hanafiah memiliki dua orang adik yang salah satunya meninggal diusia muda. Pada tahun 2002, Tuangku menikah dengan wanita berdarah Jawa yang akrab dipanggil Ummi Ridha serta dikaruniai tiga orang putra, Muhammad Isa Rabbani, Muhammad Daud Rabbani, Muhammad Ibrahim Rabbani, dan satu orang putri yang meninggal dunia pada usia 2 tahun bernama Az-Zahra Putri Ar-Ridha.

Tuangku Hanafiah hingga kini telah mengambil bai’at 27 Thariqah di dunia, lima diantaranya yang berkembang di Indonesia yakni, Qodiriyah, Naqhsabandiyah, Mawlawiyah, serta Khalawatiyah. Beliau sendiri diamanahkan untuk memimpin Thariqah Qodiriyah Hanafiah, karena secara silsilah beliau masih dzurriyat atau keturunan Syaikh Abdul Qodir Al Jailani di Irak yang ke-19 dari jalur Ahmad Musa Bin Abdul Qodir Al Jailani.

Tuangku Hanafiah telah menerima ilham langsung dari Allah SWT semenjak beliau berumur 17 tahun. Dalam perjalanan spritualnya, Tuangku Hanafiah  sering sekali mengalami peristiwa-peristiwa diluar akal manusia, diantaranya pernah mengalami mati suri sebanyak lebih kurang tujuh kali, salah satunya di saat Tuangku menunanikan ibadah haji ke Mekkah pada tahun 2000. Berita kematian beliau sempat terdengar oleh murid-murid beliau di tanah air. Namun, peristiwa tersebut hanya terjadi beberapa jam saja, dan membuat lega perasaan haru keluarga dan murid-murid beliau. Tuangku bahkan pernah dikubur selama 3 hari 2 malam dan sampai saat ini bekas kuburannya masih ada serta bekas pakaiannya yang dikenakan beliau disimpan oleh murid-murid Tuangku.

Menurut Tuangku Hanafiah, sekalipun ratusan ataupun ribuan kalam ilham yang diterima Tuangku, tidak akan pernah menandingi keagungan Al-Qur’an. Bagi Tuangku, ilham yang diterimanya hanyalah “resep qolbu” dari Allah SWT bagi kita untuk mencapai jalan yang lebih cepat menuju titik terdekat bersama Allah SWT. Sedangkan Al-qur’an dan sunnah ibarat bahan pokoknya yang serta merta wajib dipakai bagi setiap pemakai resep tersebut.

Diantara ribuan kalam ilham yang beliau terima maka diantaranya telah dibukukan dan diterbitkan oleh Litbang Kementerian Agama RI serta diseminarkan diberbagai lembaga termasuk di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.  Semenjak tahun 2000, kalam ilham sirriyah Tuangku Hanafiah juga sudah tersebar ke beberapa negara diantaranya Irak, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat, Mesir, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Australia dan negara-negara lainnya di Asia Tenggara.

Tuangku Hanafiah, bersama murid-muridnya telah mendirikan beberapa organisasi Islam dan lembaga kajian Tasawuf yang sering diundang dalam seminar Nasional maupun Internasional, termasuk diantaranya, Persaudaraan Muslim Sedunia Foundation, Tasawuf Islamic Centre Indonesia, Majelis Rabbani Indonesia, dan Dewan Ulama Thariqah Indonesia. Khusus Sumatera Barat tepatnya di Nagari Koto Sani Kabupaten Solok beliau mendirikan Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani dan Surau Suluk yang dapat menampung empat ribuan jamaah dan menjadikannya Surau Suluk terbesar di Pulau Sumatera.  Pelatihan atau Riyadhah Suluk diadakan sekali dalam tiga bulan dan untuk Suluk Akbar diadakan setiap bulan Ramadhan, saat itu seluruh jamaah Tuangku dari segala penjuru daerah datang untuk menghadirinya. Kehadiran Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani serta Surau Suluk diharapkan dapat  memperkenalkan langsung praktek-pratek Tasawuf yang benar dan tidak menyimpang dari aqidah islam dan terbuka untuk masyarakat muslim Indonesia pada umumnya dan khususnya muslim sumatera Barat.
Selama 18  tahun berdakwah, Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah telah  memiliki murid-murid dari berbagai kalangan, Petani, Pedagang, Pengusaha, Pejabat, Militer, Intelektual Bahkan Ulama, yang tersebar diseluruh Indonesia hingga ke Manca Negara. Pada saat ini Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah berdakwah berpindah-pindah daerah di Indonesia. Sumber : Prof (Riset) Dr Ahmad Rahman,MA ( Litbang Kementerian Agama RI )